Rabu, 19 November 2008

AL HADIST

Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Assalamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakatuhu.

Rasulullah saw bersabda :
"Kalian wajib membaca tasbih, tahlil, dan taqdis. Dan hitunglah menggunakan ruas jari tanganmu karena jari-jari itu akan ditanyai dan di ajak bicara dan janganlah kalian lalai maka kalian akan melupakan rahmat Allah." (HR. Tirmidzi dan Abu Daud).

"Sesungguhnya sakitnya orang muslim itu membuat Allah menghilangkan kesalahan-kesalahan, sebagaimana api menghilangkan kotoran emas dan perak." (HR. Abu Daud).

DIVISION OF QUR'AN


Bismillah Hir Rahmaan Nir Raheem
Assalaamu alaykum wa rahmatuallahi wa barakatuhu


DIVISION OF QUR'AN
Qur'an has been divided into units, portions and sections, according to the
convenience of the readers who wish to complete it in a given time and
according to the subject matter. The Arabic terms used for this division are
Manzil, Juz, surah, Hizb, ruku and ayah. There are different interpretations in
different translations for these Arabic terms, but there are a few terms which
we will use as they are in Arabic, like the words ayah and surah.


- Ayah
Ayah is the unit of Qur'an. It is guidance from Allah to Mankind and it is
therefore not at all surprising to find that its smallest divisions are called
'signs'(ayat) i.e. signs of the Wisdom of Allah. The terms sentence and verse are
not appropriate to use in place of the word ayah, as the Qur'an is not a Book of
poetry. The size of an ayah varies in different surahs. The smallest ayah in the
Qur'an comprises of only two letters i.e. 'Ha-Mim'. On the other hand an ayah
can be as big as Ayat-ul-Kursi, which is one of the biggest ayat of the Qur'an.
So the division or the length of an ayah is not based on any principal of Arabic
grammar, rather it was accepted as Prophet Muhammad(Peace be upon him)
told us. As far as the count of ayat of the Qur'an are concerned, there is a
difference of opinion in this matter, but it is known that there are atleast 6500
ayat in the Glorious Qur'an.


- Surah
Surah, plural Suwar, literally means 'row' or 'fence'. In technical language, it is
the passage-wise division of the Qur'anic text. The Qur'an has 114 surahs of
unequal length, the shortest consisting of three ayat(Al-Asr) &(Kauther)and the
longest of 286 ayat (Al-Baqarah) . The surahs are not divided into topics or subjects,
quite unlike the books we are accustomed with and the reader also encounters
abrupt transitions between one subject matter into another within a surah,
that is what makes Qur'an a unique Book. Likewise, a surah does not contain
any chapters or paragraphs, thus these terms cannot be interchanged with the
Arabic word 'surah'.


- Ruku
The surahs are further divided into sections called ruku. These divisions were
not present at the time of the Prophet (Peace be upon him) or during the days of
his Companions (May Allah be pleased with them all). They were later added on
for the convenience of the readers, under the leadership of Hajjaj bin Yusuf.
Rukus are indicated by the Arabic letter 'Ain' and a number on it.


- Juz
The Qur'an is also divided into thirty well know 'Juz' of approximately equal
length for easy recitation during the thirty nights of a month, especially of the
month of Ramadan. Usually they are indicated by the word and the number of
it given alongside. This division of the Qur'an was present at the time of the
Companions (May Allah be pleased with them all), as indicated by the hadith:
Aws bin Hudhayfah said, he asked the Companions (May Allah be pleased with
them all) of the Prophet(Peace be upon him), during his lifetime about how they
used to divide the Qur'an, they said, "A third, a fifth, a seventh, a ninth, oneeleventh,
one thirteenth and the Mufassal 7 until the end"8.


- Hizb
The Qur'an has each Juz subdivided into four Hizb. Each hizb is again
subdivided into quarters, the division is as follows, Rub'u (one-fourth) , Nisf
(half), and Sulus (one-third).


- Manzil
The Qur'anic text is also divided into seven parts of approximately equal
length, called Manzil. It is indicated by the word 'manzil' and the respective
number in the margin. This arrangement was done by the Companions (May
Allah be pleased with them all) of the Prophet(Peace be upon him), to enable
them to recite the whole Qur'an in the course of a week. First manzil contains
three surahs, excluding Al-Fatihah, second has five, third seven, then nine,
eleven, thirteen and the seventh Manzil contains sixty-five surahs.


- Pairs
Some surahs in the Qur'an form pairs, like surah Al-Baqarah and surah Al-
Imran. Similarly the surahs Bani Israel and Al-Kahf form a pair. They form
pairs because of the similarities of the subject addressed in them. There are
also some unique surahs which do not form a pair with any surah like surah
Yasin.


- Makkan and Madinan Division
As part of studying the revelation of the Qur'an, scholars have categorized the
surahs of the Qur'an according to the time or era of their revelation. This is the
subject that came to be known as the Makkan and Madinan division of Qur'an.
The surahs revealed before Hijrah are known as Makkan surahs and those
revealed after Hijrah are called Madinan surahs. The Makkan surahs are 85
and Madinan surahs number 28, which are divided into seven Makkan-
Madinan groups. There is a scholarly consensus on the categorization of the
Makkan and the Madinan surahs except for a few, where not all the ayat in a
surah are of the same category, e.g. Surah Hajj. Some say it is Makkan and
others say it of the Madinan origin, both opinions are correct, as it contains
some ayat of the Makkan phase as well as from the Madinan period.



Source:
http://www.tanzeem. org/online/ Dorah/001- Introduction. pdf

Tulisan ini saya copy paste dari email yang dikirim ke emailku oleh :
Rose_Almuslimah Division Of Qur'an
Wednesday, October 22, 2008 1:27 PM
From:
"Aqsa Jihad Fisabeelillah*"

Selasa, 21 Oktober 2008

Mengenal Allah SWT melalui Asmaul Husna

BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM.

Saatnya kita mengenal Allah melalui nama-nama-Nya. Berikut ini adalah VCD tentang Asmaul Husna yang saya dapat melalui ESQ. Semoga bermanfaat.

Senin, 20 Oktober 2008

JADIKANLAH SETIAP HARI SEBAGAI USIA TERBARU ANDA

BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM.

Bila kau ingin mencapai suatu kemuliaan
Janganlah puas dengan sesuatu yang lebih rendah dari bintang.


Sesungguhnya menjauh dari Allah SWT tidak akan membuahkan apa-apa melainkan kesengsaraan. Segala karunia kecerdasan, kekuatan, kecantikan, dan pengetahun pasti bisa berubah semuanya menjadi penderitaan dan musibah jika Anda menjauh dari taufik Allah SWT. Oleh karena itu, Allah SWT mewanti-wanti manusia terhadap kelalaiannya. Dan ini menyebabkan terhalangnya keberkahan dari-Nya.

Terkadang Anda harus berjalan menempuh kehidupan, tapi tiba-tiba ada sebuah mobil melaju kencang membelah jalan. Anda menyangka dia hendak menabrak tubuh Anda dan menghancurkan hidup Anda, sehingga Anda tidak memiliki pilihan lain kecuali mencari selamat dan segera melarikan diri darinya. Sesungguhnya, Allah SWT menginginkan hamba-hamba-Nya selalu mengingat peristiwa-peristiwa tentang kebinasaan dan kematian jika mereka menjauh dari-Nya. Dan Allah mewasiatkan agar kita segera mencari selamat menuju jalan-Nya semata-mata.

Allah SWT berfirman :
Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu. Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain di samping Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu. (Adz- Dzariyat [51]: 50-51)


Kembali kepada Allah SWT akan menuntun Anda untuk memperbaharui diri, mengulang kembali keteraturan hidup, memulai hubungan yang lebih utama dengan Allah SWT. Penuhilah janji dan lakukanlah perbuatan yang lebih sempurna, sesuai dengan yang diterjemahkan oleh doa berikut ini :

Ya Allah, Engkaulah Tuhanku, tiada Tuhan selain Engkau, Engkau telah menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu, dan aku berusaha memenuhi sumpah dan janjiku kepada-Mu semampuku, aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang aku lakukan. Aku kembali kepada-Mu dengan kenikmatan-Mu atas diriku, dan aku kembali kepada-Mu dengan dosaku, maka ampunilah dosaku, karena tidak ada yang dapat mengampuni dosa melainkan Engkau.(Hadist Riwayat Bukhari)


Aku menuruti persangkaan hamba-Ku terhadap -Ku. (Hadist Qudsi, riwayat Bukhari dan Muslim)



Sumber:
Buku Tips Menjadi Wanita PALING BAHAGIA di Dunia. Hal:108
DR. 'Aidh bin 'Abdullah Al-Qarni,MA.

Sabtu, 18 Oktober 2008

TABUNGAN AKHIRAT

Tulisan itu tertempel rapi di sebuah botol bekas air mineral yang telah berubah fungsi menjadi sebuah tabungan milik seorang anak kecil. Setiap pagi dia tak pernah lupa mengisinya dengan sebagian uang saku yang diberikan oleh orang tuanya untuk bekal di sekolah. Dia mengizinkan orang lain untuk ikut nimbrung nabung disana. “Ntar kalo udah penuh mau dedek kasih ke anak yatim.” Begitu katanya.

Subhanallah, anak sekecil ini sudah bicara tentang sedekah di pagi harinya. Bagaimana dengan kita? Adakah kita memikirkan nasib orang-orang yang membutuhkan uluran tangan kita di setiap pagi?
Bukankah Nabi Muhammad,saw pernah bersabda,  

 “Tidak ada satu hari pun kecuali turun 2 malaikat. Malaikat yang pertama berdoa agar Allah mengganti rezeki bagi orang yang bersedekah, dan malaikat yang kedua berdoa agar Allah melaknat orang yang tidak bersedekah.”

 Sementara yang umum kita pikirkan di pagi hari adalah urusan duniawi dalam berbagai macam bentuk dan rupanya. Akankah doa malaikat kedua yang kita harapkan?

 Padahal Islam sangat menganjurkan umatnya untuk gemar bersedekah dan berinfak kapan saja dan dimana saja. Tidak harus dengan uang tapi dengan bersikap baik dan menyenangkan hati sesama manusia pun termasuk sedekah.  
 “Senyummu ketika bertemu dengan saudaramu adalah sedekah.” (HR.Tirmidzi).
 Begitu banyak cara yang diberikan Allah, SWT bagi kita untuk bersedekah.

 Sedekah memiliki banyak keutamaan, yaitu:
1.  Bisa melipatgandakan rezeki.  
 “Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada tiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”(QS.Al Baqarah:261).

 Ini berarti satu kebaikan yang kita lakukan dengan keikhlasan akan mendapat balasan 700 kali kebaikan. Jadi kalau mau melipatgandakan harta, gak usah pergi kemana-mana, cukup disedekahkan saja. Percayalah, janji Allah itu pasti.

Apa dan berapa aja yang kamu sedekahkan Allah akan menggantinya. (QS. Saba’:39).

Bila kita bersedekah dengan materi bisa jadi Allah akan menggantinya dengan materi juga atau bisa dalam bentuk non materi, seperti kesehatan, dimudahkan segala urusan, dilancarkan usaha, dll.

 2. Sedekah juga sebagai penolak bala dan memperpanjang usia. 
 Pernah ada seorang yang pekerjaannya suka mengambil anak burung, diantaranya ada 2 ekor burung yang tidak rela anaknya diambil. Mereka mengadu pada Allah,SWT dan menginginkan orang itu dibinasakan bila dia mengulangi perbuatannya. Allah,SWT pun berjanji akan memenuhinya. Suatu hari orang itu berjalan dan mendapati seorang gelandangan yang buta dan kelaparan. Setelah ditunggu beberapa saat tidak ada seorangpun yang bersedekah kepada si buta itu. Maka tergerak hatinya untuk memberi sedekah berupa sebungkus makanan. Pada hari itu juga ia kembali mengambil anak burung seperti biasa dan pulang dalam kondisi selamat. Kedua burung tadi protes pada Allah,SWT dan Allah menjawabnya,  

“Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian tidaklah tahu, bahwa Aku tidaklah membinasakan (memberi musibah) pada seseorang yang bersedekah pada hari itu dengan kematian (musibah) yang menghinakan.” (HR. Ibnu Hajar dari Imam Abu Hurairah ra).

 Seorang hamba yang telah berbuat dosa yang kemudian dibarengi dengan perbuatan baik yang besar, Allah pun akan menggantinya dengan yang lebih baik. Bisa jadi ganti itu berupa kesempatan untuk bertobat, kesempatan ditundanya adzab yang akan menimpa kita pada hari itu, dan kesempatan-kesempatan lain yang menjadi rahasia Allah. Oleh karena itu, jangan pernah berhenti untuk sedekah walau hanya sehari. Bila terlewat sehari saja kita juga disumpahin oleh malaikat.

 3. Buat yang lagi sakit atau punya penyakit dan juga punya rezeki, sering-seringlah bersedekah, karena sedekah pun bisa menyembuhkan penyakit.

 Lebih baik lagi bila menjadi donatur pada yayasan anak yatim, pesantren, yayasan dakwah dan lain-lain. Uang yang kita sumbangkan tentunya digunakan untuk kegiatan amar makruf nahi munkar, untuk membiayai hidup, belajar dan bekerjanya para santri, anak-anak yatim, dan ustadz. Mereka biasanya tiap malam melakukan shalat malam, pagi-pagi shalat dhuha, shalat wajib berjama’ah, puasa senin kamis,dll. Dari amalan itu saja, si donatur insya Allah kebagian pahalanya. Belum lagi kalau didoakan oleh mereka dengan doa semoga Allah memberikan kesehatan pada para donatur.

 Dari Abu Umamah Al Bahily ra, bersabda Rasulullah, saw,  
“Obatilah sakit kalian dengan bersedekah.”
(HR.Thabrani, Al Baihaqi dan dihasankan oleh As Suyuthi).

 Dan masih banyak lagi keutamaan-keutamaan lain dari sedekah. Itu balasan yang diberikan Allah,SWT di dunia, di akhirat pun ia akan dibalas dengan karunia berupa kenikmatan surga (QS.At Tauba)h:99.


Sebaik-baik sedekah adalah dengan harta yang paling kita cintai.
 “Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apapun yang kamu infakkan, tentang hal itu sungguh, Allah Maha Mengetahui.”(QS.Ali Imran:92).

Rasulullah,saw dan para sahabat bersedekah dengan harta yang paling baik dan paling mereka cintai. Bagaimana dengan kita yang ngakunya cinta Rasul, pengikut beliau, adakah kita meniru cara beliau bersedekah? Kita malah melakukan hal yang sebaliknya. Ketika kotak amal masjid lewat didepan kita, uang recehanlah yang paling sering kita masukkan. Ketika mau membantu korban bencana, baju lusuhlah yang kita berikan.

 Seandainya kita tahu betapa dahsyatnya sedekah yang kita keluarkan. Rasulullah bersabda,  
 “Allah,SWT menciptakan bumi, maka bumipun bergetar. Lalu Allah pun menciptakan gunung dengan kekuatan yang diberikan padanya, ternyata bumi terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut, kemudian mereka bertanya,”Ya Rabbi, adakah sesuatu dari penciptaan-Mu yang lebih kuat daripada gunung? Allah menjawab,”Ada yaitu besi.” Adakah yang lebih kuat dari besi” Ada yaitu api. “Adakah yang lebih kuat dari api? Ada yaitu air. “Adakah yang lebih kuat daripada air? “Ada yaitu angin.” Adakah yang lebih kuat dari semua itu? “Ada, yaitu amal anak adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya.”(HR.Anas bin Malik).

 Oleh karena itu, sungguh-sungguhlah dalam menggapai ridho dan kasih sayang Allah,SWT melalui sedekah dan infak, dengan memberikan harta yang terbaik dan dengan penuh keikhlasan karena Allah,SWT sebagai bukti keimanan kita.

 Sejarah mencatat, tidak ada manusia atau bangsa yang menjadi miskin karena memberi. Justru sebaliknya, dengan memberi, manusia menjadi lebih kaya. Yakinlah, kita menerima lebih banyak dari apa yang telah kita keluarkan. Dan satu yang harus dijadikan motto dalam hidup kita,  

“BERPUAS HATILAH DALAM MENERIMA, TAPI JANGAN PERNAH BERPUAS HATI DALAM MEMBERI.”

Wallahua’lam bish shawwab.
(Oleh Susi Feriana. Dikutip dari berbagai sumber.)