Berdakwah kepada
Allah termasuk ketaatan dan pendekataan diri kepada-Nya yang paling
agung, dan karena inilah Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya agar
berdakwah kepada-Nya.
Perintah Berdakwah dalam Al-Qur`an
Perintah Berdakwah dalam Al-Qur`an
Banyak sekali ayat-ayat yang menerangkan tentang pentingnya berdakwah kepada Allah dan keutamaannya, di antaranya adalah:
1. Allah Ta'ala berfirman,
قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ
عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا
مِنَ الْمُشْرِكِينَ
"Katakanlah, 'Inilah jalan (agama) ku, aku
dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kalian) kepada Allah di atas
ilmu (hujjah yang nyata). Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk
orang-orang yang musyrik'." [Yuusuf:108]
2. Allah berfirman,
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ
وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ
رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ
بِالْمُهْتَدِينَ
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk." [An-Nahl:125]
3. Allah berfirman,
وَلاَ يَصُدُّنَّكَ عَنْ ءَايَاتِ اللَّهِ
بَعْدَ إِذْ أُنْزِلَتْ إِلَيْكَ وَادْعُ إِلَى رَبِّكَ وَلاَ تَكُونَنَّ
مِنَ الْمُشْرِكِينَ
"Dan janganlah sekali-kali mereka dapat
menghalangimu dari (menyampaikan) ayat-ayat Allah, sesudah ayat-ayat itu
diturunkan kepadamu, dan serulah mereka kepada (jalan) Tuhanmu, dan
janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan
Allah." [Al-Qashash:87]
4. Allah berfirman,
Berdakwah kepada Allah adalah ucapan yang terbaik, yang tentunya harus dilandasi dengan ilmu bukan dengan kebodohan ataupun semangat belaka, serta apa yang didakwahkannya harus diamalkan dalam kehidupannya.
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلاً مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
"Dan
siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru
kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata, 'Sesungguhnya aku
termasuk orang-orang yang berserah diri?'." [Fushshilat:33]Berdakwah kepada Allah adalah ucapan yang terbaik, yang tentunya harus dilandasi dengan ilmu bukan dengan kebodohan ataupun semangat belaka, serta apa yang didakwahkannya harus diamalkan dalam kehidupannya.
5. Allah berfirman,
وَالَّذِينَ ءَاتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ
يَفْرَحُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمِنَ الأَحْزَابِ مَنْ يُنْكِرُ
بَعْضَهُ قُلْ إِنَّمَا أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ اللَّهَ وَلاَ أُشْرِكَ
بِهِ إِلَيْهِ أَدْعُو وَإِلَيْهِ مَآبِ
"Dan orang-orang yang
telah Kami berikan kitab kepada mereka bergembira dengan kitab yang
diturunkan kepadamu, dan di antara golongan-golongan (Yahudi dan
Nashrani) yang bersekutu, ada yang mengingkari sebahagiannya.
Katakanlah, 'Sesungguhnya aku hanya diperintah untuk beribadah kepada
Allah dan tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan Dia. Hanya kepada-Nya
aku seru (manusia) dan hanya kepada-Nya aku kembali'." [Ar-Ra'd:36]
6. Allah berfirman,
لِكُلِّ أُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا هُمْ
نَاسِكُوهُ فَلاَ يُنَازِعُنَّكَ فِي الأَمْرِ وَادْعُ إِلَى رَبِّكَ
إِنَّكَ لَعَلَى هُدًى مُسْتَقِيمٍ
"Bagi tiap-tiap umat telah
Kami tetapkan syari'at tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah
sekali-kali mereka membantah kamu dalam urusan (syari'at) ini dan
serulah kepada (agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada
pada jalan yang lurus." [Al-Hajj:67]
7. Allah mengisahkan tentang ucapan orang yang beriman dari pengikut Fir'aun ,
وَيَا قَوْمِ مَا لِي أَدْعُوكُمْ إِلَى
النَّجَاةِ وَتَدْعُونَنِي إِلَى النَّارِ. تَدْعُونَنِي لِأَكْفُرَ
بِاللَّهِ وَأُشْرِكَ بِهِ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ وَأَنَا أَدْعُوكُمْ
إِلَى الْعَزِيزِ الْغَفَّارِ
"Hai kaumku, bagaimanakah kalian,
aku menyeru kalian kepada keselamatan, tetapi kalian menyeru aku ke
neraka? (Kenapa) kalian menyeruku supaya kafir kepada Allah dan
mempersekutukan-Nya dengan apa yang tidak kuketahui padahal aku menyeru
kalian (beriman) kepada Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun?" [Ghaafir:41-42]
8. Allah berfirman,
Perintah Berdakwah dalam As-Sunnah
Adapun dalil-dalil dari As-Sunnah sangat banyak, di antaranya,
1. Dari Abu Mas'ud 'Uqbah bin 'Amr Al-Anshariy Al-Badriy radhiyallahu 'anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
يَاأَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ
شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا. وَدَاعِيًا إِلَى اللَّهِ بِإِذْنِهِ
وَسِرَاجًا مُنِيرًا
"Hai Nabi sesungguhnya kami mengutusmu untuk
jadi saksi, dan pembawa kabar gembira serta pemberi peringatan, dan
untuk jadi penyeru kepada Agama Allah dengan izin-Nya dan untuk jadi
cahaya yang menerangi." [Al-Ahzaab:45-46]Perintah Berdakwah dalam As-Sunnah
Adapun dalil-dalil dari As-Sunnah sangat banyak, di antaranya,
1. Dari Abu Mas'ud 'Uqbah bin 'Amr Al-Anshariy Al-Badriy radhiyallahu 'anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
"Barangsiapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan maka dia akan mendapat pahala seperti pahala orang yang melakukannya." (HR. Muslim no.1893)
2. Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ
الأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ
أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ
الإِثَمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ
شَيْئًا
"Barangsiapa yang menyeru/mengajak (orang lain) kepada
petunjuk maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala-pahala dari
orang-orang yang mengikutinya, yang hal itu tidak mengurangi
pahala-pahala mereka sedikit pun, dan barangsiapa yang mengajak kepada
kesesatan maka dia akan mendapat dosa seperti dosa-dosa dari orang-orang
yang mengikutinya, yang hal itu tidak mengurangi dosa-dosa mereka
sedikit pun." (HR. Muslim no.2674)
Dua hadits ini menerangkan bahwasanya semakin banyak orang yang
mengikuti ajakan kita kepada petunjuk maka semakin banyak pula
pahalanya. Tentunya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan
para shahabatnya adalah orang-orang yang paling banyak pahalanya karena
betapa banyaknya orang-orang yang mengikuti petunjuk yang telah
disampaikan oleh mereka sampai hari kiamat.
Demikian juga orang-orang yang mengajak kepada kesesatan dari kalangan
Khawarij, Mu'tazilah, Murji`ah, Syi'ah/Rafidhah dan kelompok sempalan
lainnya, maka mereka akan mendapat dosa seperti dosa-dosa orang-orang
yang mengikutinya. Tentunya pendiri kelompok tersebut adalah yang paling
banyak dosanya.
Kebaikan Ahlus Sunnah terhadap Ahli Bid'ah
Tidaklah heran kalau kita mendengar salah seorang Imam Ahlus Sunnah ketika mentahdzir ahli bid'ah, dia menyatakan, "Saya lebih baik daripada kedua orang tuanya, saya memperingatkan ummat agar jangan mengikuti kesesatannya, maka ketika orang-orang yang mengikutinya berkurang, berkuranglah dosanya. Sedangkan kedua orang tuanya membiarkan anaknya tetap dalam kesesatannya."
Tidaklah heran kalau kita mendengar salah seorang Imam Ahlus Sunnah ketika mentahdzir ahli bid'ah, dia menyatakan, "Saya lebih baik daripada kedua orang tuanya, saya memperingatkan ummat agar jangan mengikuti kesesatannya, maka ketika orang-orang yang mengikutinya berkurang, berkuranglah dosanya. Sedangkan kedua orang tuanya membiarkan anaknya tetap dalam kesesatannya."
Untuk itu seharusnya kita bersyukur kepada Allah kemudian berterimakasih
kepada para 'ulama yang dari masa ke masa senantiasa berusaha menjaga
agama ini agar tetap murni sebagaimana yang diajarkan dan diamalkan oleh
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para shahabatnya.
Di antara penjagaan terhadap agama adalah dengan cara memperingatkan
ummat Islam dari penyimpangan ahli bid'ah agar jangan sampai mereka
mengikutinya.
Karena ahli bid'ah adalah orang-orang yang menikam dan merusak agama
kaum muslimin dari dalam. Dan ini lebih berbahaya daripada serangan
orang-orang kafir pada awal penyerangan mereka. Orang-orang kafir
menyerang kita, dalam keadaan kita tahu dan sadar bahwa mereka adalah
musuh kita, sehingga kita berusaha melawan dan mengusir mereka. Adapun
ahli bid'ah maka mereka menyerang kaum muslimin dari dalam. Mereka
merusak aqidah, manhaj, akhlaq, dan ibadah kaum muslimin dengan
mengajarkan perkara baru (bid'ah) kepada mereka. Yang tentunya
kebanyakan kaum muslimin tidak sadar kalau mereka sedang diserang. Dan
yang bisa menyadarkan mereka -setelah hidayah dari Allah- adalah para
'ulama yang menjelaskan kesesatan dan penyimpangan ahli bid'ah tersebut.
Tidak dikatakan bersyukur kepada Allah kalau tidak berterima kasih kepada manusia.
Ketika kaum muslimin sudah mulai sadar dan meninggalkan pemahaman yang
diajarkan oleh ahli bid'ah dengan kembali mengikuti manhaj ahlus sunnah
sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
dan para shahabatnya maka berarti pengikut mereka (ahli bid'ah)
tersebut semakin berkurang sehingga semakin berkurang pula dosa-dosa
mereka. Dan ini tidak diragukan lagi adalah suatu kebaikan bagi mereka.
Perhatikan dan renungkanlah wahai orang-orang yang memiliki pandangan!
Ahli bid'ah yang dibahas di sini adalah yang belum sampai keluar dari
Islam, adapun ahli bid'ah yang sudah sampai kepada kekufuran dan mereka
telah dinyatakan keluar dari Islam oleh para 'ulama seperti Jahm bin
Shafwan, maka mereka tidak akan mendapat manfaat dari siapa pun dan
mereka akan kekal di neraka, wal'iyaadzubillaah.
Semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua, kaum muslimin, agar
memahami dan mengamalkan agama ini sebagaimana yang telah dipahami dan
diamalkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para shahabatnya, aamiin.
3. Dari Abul 'Abbas Sahl bin Sa'd As-Sa'idiy radhiyallahu 'anhuma, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda di waktu perang Khaibar, "Benar-benar
aku akan menyerahkan bendera ini (komando perang) besok pagi kepada
seseorang yang Allah akan memberikan kemenangan melalui kedua tangannya,
dia mencintai Allah dan Rasul-Nya dan dicintai oleh Allah dan
Rasul-Nya."
Maka manusia pun (yaitu para shahabat) bermalam dalam keadaan mereka memperbincangkan siapakah di antara mereka yang akan diberikan bendera tersebut. Ketika tiba pagi hari, mereka pun bergegas menuju Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, semuanya mengharapkan agar bendera itu diberikan kepadanya. Maka Rasulullah bertanya, "Di mana 'Ali bin Abi Thalib?" Para shahabat pun menjawab, "Ya Rasulullah, dia dalam keadaan sakit kedua matanya." Rasulullah berkata, "Bawa dia kemari." Maka 'Ali pun didatangkan ke hadapan beliau, lalu beliau meludahi kedua matanya dan mendo'akannya, maka 'Ali pun sembuh dari sakitnya sampai-sampai seakan-akan dia tidak terkena penyakit tersebut, lalu beliau menyerahkan bendera tersebut kepadanya.
Maka manusia pun (yaitu para shahabat) bermalam dalam keadaan mereka memperbincangkan siapakah di antara mereka yang akan diberikan bendera tersebut. Ketika tiba pagi hari, mereka pun bergegas menuju Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, semuanya mengharapkan agar bendera itu diberikan kepadanya. Maka Rasulullah bertanya, "Di mana 'Ali bin Abi Thalib?" Para shahabat pun menjawab, "Ya Rasulullah, dia dalam keadaan sakit kedua matanya." Rasulullah berkata, "Bawa dia kemari." Maka 'Ali pun didatangkan ke hadapan beliau, lalu beliau meludahi kedua matanya dan mendo'akannya, maka 'Ali pun sembuh dari sakitnya sampai-sampai seakan-akan dia tidak terkena penyakit tersebut, lalu beliau menyerahkan bendera tersebut kepadanya.
Kemudian 'Ali bertanya, "Ya Rasulullah, apakah aku perangi mereka sampai mereka seperti kita?" Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Berjalanlah
dan datangi mereka dengan tenang sampai engkau tiba di pelataran
mereka, kemudian serulah mereka kepada Islam, dan beritahukan kepada
mereka akan hak-hak Allah yang wajib mereka penuhi, karena demi Allah,
seandainya Allah memberikan hidayah kepada seseorang melalui
perantaraanmu maka itu lebih baik bagimu daripada engkau memiliki
unta-unta merah." (HR. Al-Bukhariy no.3498 dan Muslim no.2406)
Unta-unta merah adalah harta kekayaan yang paling mahal dan paling berharga, yang menjadi kebanggaan orang Arab pada masa itu.
Bahayanya Mengajak kepada Hizbiyyah
Unta-unta merah adalah harta kekayaan yang paling mahal dan paling berharga, yang menjadi kebanggaan orang Arab pada masa itu.
Bahayanya Mengajak kepada Hizbiyyah
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah,
"Barangsiapa menyeru kepada selain Allah maka sungguh dia telah berbuat kesyirikan, dan barangsiapa menyeru kepada Allah tanpa idzin-Nya (tidak dengan cara yang syar'i) maka sungguh dia telah berbuat bid'ah, sedangkan kesyirikan itu adalah bid'ah dan seorang ahli bid'ah akan terjerumus kepada kesyirikan dan tidak didapati seorang ahli bid'ah pun kecuali padanya ada salah satu jenis dari kesyirikan... ." (Iqtidhaa`ush Shiraathil Mustaqiim hal.453)
"Barangsiapa menyeru kepada selain Allah maka sungguh dia telah berbuat kesyirikan, dan barangsiapa menyeru kepada Allah tanpa idzin-Nya (tidak dengan cara yang syar'i) maka sungguh dia telah berbuat bid'ah, sedangkan kesyirikan itu adalah bid'ah dan seorang ahli bid'ah akan terjerumus kepada kesyirikan dan tidak didapati seorang ahli bid'ah pun kecuali padanya ada salah satu jenis dari kesyirikan... ." (Iqtidhaa`ush Shiraathil Mustaqiim hal.453)
Oleh karena itulah, hendaklah seorang muslim berhati-hati dengan
sepenuhnya kehati-hatian jangan sampai mengajak manusia kepada hizbiyyah
(kelompok tertentu), golongan, partai tertentu atau kepada bid'ah, akan
tetapi yang harus dia lakukan adalah menyeru manusia kepada Penciptanya
yaitu Allah Ta'ala dan dengan apa yang telah Allah syari'atkan bukan
dengan kebid'ahan-kebid'ahan ataupun hawa nafsu.
Perhatikan dan pahamilah firman-firman Allah dan sabda-sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di atas serta perkataan Ibnu Taimiyyah tersebut!
Allaahumma arinal haqqa haqqaa warzuqnat tibaa'ah wa arinal baathila baathilaa warzuqnaj tinaabah, aamiin. Wallaahu A'lam.
Diambil dari kitab Al-Qaulul Mufiid fii Adillatit Tauhiid hal.200-202, dengan beberapa tambahan.
Perhatikan dan pahamilah firman-firman Allah dan sabda-sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di atas serta perkataan Ibnu Taimiyyah tersebut!
Allaahumma arinal haqqa haqqaa warzuqnat tibaa'ah wa arinal baathila baathilaa warzuqnaj tinaabah, aamiin. Wallaahu A'lam.
Diambil dari kitab Al-Qaulul Mufiid fii Adillatit Tauhiid hal.200-202, dengan beberapa tambahan.
Sumber : http://fdawj.atspace.org/awwb/th3/33.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar