Sering kita
mendengar bila seseorang diberi ucapan jazakallah khairan yang (artinya semoga Allah
membalasimu dengan kebaikan) dia membalas dengan ucapan waiyyaka atau waiyyakum. Apakah ucapan balasan ini
disyariatkan?
------------------------------
Berikut ini kami bawakan fatwa
Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad hafizhahullah. Ada dua fatwa dari beliau,
satu fatwa berisi pembolehan dan fatwa yang lain menyatakan bahwa itu tak ada
dalilnya dan beliau memberikan bimbingan ucapan yang lebih utama dari waiyyakum.
Kemudian diakhiri dengan sebuah
riwayat yang shahih tentang ucapan balasan kepada orang yang mengucapkan
jazakumullah khairan yang warid dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
Fatwa Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad
Al Badr hafizhahullah:
S1: Apa hukum seorang mengucapkan
waiyyak kepada orang yang mengatakan kepadanya jazakallah khairan?
J1: “Ini tidak mengapa. Ucapan dia
waiyyak, maknanya: wa anta jazakallah khairan Dan engkau semoga Allah
membalasmu dengan kebaikan). Ini adalah ucapan yang baik tidak mengapa.” (Dari
Maktabah Syamilah Transkrip Syarh Sunan Abi Dawud bersama Syaikh Abdul Muhsin
Al Abbad)
Melihat dari amaliah ulama sebagai
contoh, dalam sebuah tanya jawab Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin tentang
masalah Umrah ketika penanya mengatakan jazakallah khairan, beliau menjawab
waiyyak (Maktabah Syamilah Durus Syaikh Utsaimin). Tetapi dalam banyak
kesempatan yang lain ketika penanya mengucapkan jazakumullah khairan, beliau
tidak membalasnya.
Dalam fatwa yang lain Syaikh Abdul Muhsin Al Abbad:
S2: Apakah ada dalilnya untuk
membalas dengan ucapan waiyyakum, yaitu balasan atas orang yang mendoakan
bagimu: jazakallah khairan. Apakah dibalas dengan waiyyaka
(وإياك) atau waiyyakum (وإياكم)? Apakah ada dalilnya?
J2: “Tidak-tidak ada dalilnya…
Namun hendaknya dia mengatakan:
wajazakumullah khairan, dia didoakan sebagaimana dia mendoakan.
Meskipun jika dia mengatakan
waiyyakum -misalnya- athaf (mengikuti) ucapan jazakum, maksudnya: sebagaimana
kami memperoleh kebaikan semoga juga kalian memperolehnya.
Namun jika dia mengucapkan: antum
jazakumullah khairan, dan dia mengucapkan doa tersebut secara nash, tidak
diragukan lebih jelas dan lebih utama.” Selesai nukilan dari beliau.
Kemudian telah warid dari Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau diberi ucapan doa jazakallah
khairan atau jazakallah athyabal jaza’, beliau membalas dengan ucapan wa anta
jazakumullah khairan atau jazakumullah khairan athyabal jaza.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu
anhu ia berkata:
Usaid bin Al Hudhair An Naqib Al
Asyhali datang kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, maka ia
menceritakan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tentang sebuah
keluarga dari Bani Zhafar yang kebanyakannya adalah wanita, maka Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam membagi kepada mereka sesuatu, membaginya di
antara mereka. Lalu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata:
“Engkau meninggalkan kami wahai
Usaid, sampai habis yang ada pada kami. Jika engkau mendengar makanan
mendatangiku, maka datanglah kepadaku dan ingatkan padaku tentang keluarga itu
atau ingatkan padaku hal itu.”
Maka setelah beberapa saat, datang
kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam makanan dari Khaibar berupa
gandum dan kurma, maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam membaginya kepada
manusia. Ia berkata: kemudian beliau membaginya kepada kaum Anshar lalu
memperbanyak. Lalu ia berkata: kemudian beliau membaginya kepada keluarga
tersebut lalu memperbanyak.
Lalu Usaid pun mengucapkan rasa
syukurnya kepada Nabi:
“Jazakallahu athyabal jaza’ atau
khairan.” (Semoga Allah membalasmu -yaitu kepada Rasulullah- dengan sebaik-baik
balasan atau kebaikan). Perawi hadits, ragu-ragu dalam lafadznya.
Lalu ia berkata: Nabi shalallahu
‘alaihi wasallam kemudian membalasnya: “Wa antum ma’syaral anshar, fa
jazakumullahu khairan atau athyabal jaza’” (Dan kalian wahai sekalian kaum
Anshar, semoga Alloh membalas kalian dengan kebaikan atau sebaik-baik balasan).
Sesungguhnya setahuku kalian adalah orang-orang yang sangat menjaga kehormatan
lagi penyabar. Kalian akan melihat sepeninggalku kesewenangan penguasa dalam
masalah pembagian dan urusan. Maka bersabarlah sampai kalian menemuni aku di
telaga Al-Haudh.” [Lihat Silsilah Ash Shahihah karya Syaikh Al Albani 7/257 no.
3096]
Jadi lebih utama untuk menjawab
ucapan jazakumullah khairan dengan wa antum jazakumullah khairan, meskipun ada
yang membolehkan untuk mengucapkan waiyyak. Namun ada sebagian ahlul ilmi yang
mengatakan bid’ah, kalau seseorang setiap diberi ucapan jazakallah khairan
mengharuskan dia menjawab dengan waiyyak karena tak ada dalilnya. Wallahu
a’lam.
-------------------
Sumber : http://sunnah.web.id/ucapan-doa-jazakallah-khairan-apakah-dibalas-dengan-waiyyak-waiyyakum-atau-yang-lain/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar