Oleh: Anghar Anshar Lc --
Alangkah indahnya Islam. Semua ajarannya
bermuatan cinta. Cinta yang mengalir lalu bermuara pada persaudaraan dan
kebersamaan. Dalam syahadat, ada cinta dan persaudaraan. Dalam shalat
berjamaah, ada cinta dan kebersamaan. Dalam puasa Ramadhan, ada cinta
dan perasaan senasib sepenanggungan. Dalam ibadah haji, ada cinta,
persaudaraan, kebersamaan, dan kesetaraan.
Islam tak pernah
mengajarkan umatnya untuk menjadi pribadi yang egois. Pribadi yang hanya
mau memikirkan dirinya sendiri. Tapi, sebaliknya, Islam mengajarkan dan
memerintahkan umatnya untuk menjadi pribadi yang peka, peduli sesama,
penuh cinta, dan hidup berukhuwah dalam jamaah.
Rasulullah SAW
menegaskan, "Tidak beriman salah seorang di antara kalian sampai dia
mencintai untuk saudaranya apa yang dia cintai untuk dirinya sendiri."
(HR Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik).
Ada banyak hal
yang kita cintai dan usahakan bagi diri. Ada banyak kebaikan yang kita
inginkan dan cari. Baik yang menyangkut urusan duniawi, terlebih lagi
urusan ukhrawi. Sesuatu yang sering kita sebut dan ulang-ulang dalam
tengadah tangan dan sujud panjang kita.
Sebagai Muslim, sudah
sepatutnya apa yang kita cintai dan inginkan itu bisa dinikmati dan
dirasakan pula oleh saudara Muslim lainnya. Kalaupun kita tak bisa
membantu mewujudkannya dalam dunia nyata, setidak-tidaknya bantulah ia
dengan doa kita agar kita sama-sama merasakan hal yang sama.
Berdoa merupakan hal yang gampang dan ringan. Berdoa tak memerlukan
keahlian dan keterampilan khusus. Semua bisa melakukannya. Berdoa tak
perlu mengeluarkan harta dan tenaga. Kapan pun dan di manapun kita bisa
melakukannya. Kalau demikian adanya, sungguh pelitlah seorang Muslim
manakala berat untuk mendoakan kebaikan bagi saudaranya.
Mendoakan kebaikan bagi saudara, apalagi tanpa sepengetahuannya, adalah
bukti nyata ketulusan cinta. Ia juga merupakan jalan pintas untuk lebih
mustajabnya doa kita. Bagaimana tidak, sedangkan para malaikat muqarrabin sendiri ikut serta mengamininya.
Rasulullah SAW menjelaskan, "Tidak ada seorang Muslim pun yang
mendoakan kebaikan bagi saudaranya (sesama Muslim) tanpa
sepengetahuannya, melainkan malaikat akan berkata, ‘Dan bagimu juga
kebaikan yang sama.’" (HR Muslim No 4912).
Dalam lafaz lain
disebutkan, "Doa seorang Muslim untuk saudaranya (sesama Muslim) tanpa
diketahui olehnya adalah doa mustajabah. Di atas kepalanya (orang yang
berdoa), ada malaikat yang telah diutus. Sehingga, setiap kali dia
mendoakan kebaikan untuk saudaranya, malaikat yang diutus tersebut akan
mengucapkan, ‘Aamiin, dan kamu juga akan mendapatkan seperti itu.’"
--------------
Sumber : http://www.republika.co.id/berita/koran/khazanah-koran/14/08/22/naoz8814-cinta-terikat-doa
Didapat dari : Materi Kuliah Subuh yang disampaikan oleh Bapak
Drs. A. Muis di Masjid Nurul Hikmah Jl. Darmapala Palembang tanggal 24 Agustus 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar