Jumat, 13 Juni 2014

Semarak Penggiat Alquran

Antusias umat Islam untuk mencintai Alquran semakin hari semakin tumbuh. Pondok-pondok tahfiz, rumah Alquran, dan pusat studi pembelajaran Alquran terus berjamuran. Demikian juga dengan komunitas- komunitas penggiat Alquran, semakin memperlihatkan eksistensinya. Maraknya kecintaan umat Islam kepada Alquran diharapkan bisa melahirkan populasi generasi Qurani di masa mendatang.

Koordinator Pusat Komunitas One Day One Juz (ODOJ), Ricky Adrinaldi mengatakan, secara umum antusias umat Islam sudah lumayan baik untuk bertilawah Alquran. Menurutnya, di kota-kota besar, kedekatan masyarakat dengan Alquran memang kurang dibanding perdesaan.

"Dengan adanya kesibukan kerja, kuliah, dan sarana hiburan yang beragam membuat mereka tidak punya waktu untuk tilawah. Berbeda dengan desa atau kota kecil yang sarana hiburannya tidak sebanyak di kota," papar Ricky kepada Republika, Selasa (3/6).

Namun, secara umum, antusias umat Islam dalam berinteraksi dengan Alquran semakin meningkat. ODOJers  (sebutan untuk anggota ODOJ) saat ini sudah menembus angka 113 ribu anggota di seluruh Indonesia. Hal ini membuktikan antusias umat untuk dekat dengan Alquran sudah cukup baik.

Ricky menuturkan, misi utama dari ODOJ memang untuk mendekatkan diri dengan Alquran.  Diharapkan, ketika umat Islam memberikan waktunya untuk mengaji, hal-hal yang tidak bermanfaat lainnya bisa ia hindari.

"Ada yang bilang, untuk mengaji satu juz itu butuh waktu lama. Sebenarnya, tidak begitu. Walaupun mereka tidak sampai tilawahnya satu juz, mereka sudah menggunakan waktu mereka untuk berinteraksi dengan Alquran ketimbang mereka facebook-an, main game, atau berselancar di dunia maya," terangnya.

ODOJers saat ini memang banyak didominasi dan digandrungi anak muda. Alasannya, ODOJ sering  memanfaatkan dunia maya, seperti twitter, Blackberry Messanger (BBM), Whatsapp, dan aplikasi  lainnya untuk sosialisasi programnya. "Target kita, ODOJ ini untuk semua kalangan, semua usia, semua segmen, dan profesi. Tapi, memang karena kita bersifat online, anggota kita berusia kisaran 20-35 tahun," terang Ricky.

Untuk meningkatkan kualitas bacaan Alquran para ODOJers, mekanisme dan pola pembinaan terus dikembangkan. Menurut Ricky, media sosial memudahkan ODOJers untuk mengakses kegiatan terbaru.

Para anggota juga bisa mendapatkan kontrol kualitas bacaan mereka melalui kegiatan tahsin  online. Di samping itu, informasi mengenai rumah tahsin dan tempat-tempat tilawah bersama bisa didapatkan. "Kita terus update tentang rumah tahsin di setiap kota di seluruh Indonesia,"  terangnya.

Empat orang yang ditempatkan ODOJ sebagai dewan penasihat, yakni Ustaz Amir Faishol Fath, Ustaz Fadlyl Usman, Prof Dr Nasaruddin Umar, dan Ustaz Effendi Anwar selalu memberikan wejangan kepada ODOJers. "Kita diberikan tips, seperti menjaga adab tilawah, mekanisme bacaan, dan materi-materi seputar tajwid," terangnya.

Pengasuh Kajian Majlis Al Kauny Ustaz Bobby Herwibowo Lc menambahkan, metode pengkajian dan pembelajaran Alquran bisa dikatakan setiap hari bermunculan di dunia Islam. Ada saja metode baru yang dilahirkan untuk membantu umat Islam dalam berinteraksi dengan Alquran.

"Tentang aktivitas dalam berinteraksi terhadap Alquran ini adalah tanda kekuasaan Allah. Hampir setiap hari selalu ada teknik baru terhadap Alquran di seluruh dunia. Ini bukti firman Allah, ‘Dan sungguh, telah Kami mudahkan Alquran untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?' (QS al- Qamar [54]: 17)." papar Ustaz Bobby kepada Republika.

Ustaz Bobby menerangkan, berdasarkan riset dan studi beberapa universitas Islam di Indonesia, ternyata didapati 24 persen umat Islam buta huruf Alquran. Hal ini mencengangkan sekaligus menjadikan Indonesia sebagai rekor buta huruf Alquran tertinggi di dunia.

Ajaibnya, justru di tengah-tengah umat Islam Indonesia yang berjumlah 180 juta jiwa tersebut ternyata banyak didapati program-program pembelajaran Alquran. "Subhanallah, Allah memunculkan di negeri ini, seperti One Day One Juz yang bisa mengumpulkan ratusan ribu orang," tambahnya.

Bermunculannya komunitas-komunitas penggiat Alquran, menurut Bobby, memang perlu pendampingan dari ulama. Tapi, sifatnya tidak kepada pengawasan, lebih kepada pemberian motivasi. Ia menjamin, komunitas-komunitas Alquran tersebut tak akan melenceng karena niatnya ia nilai sudah lurus, yaitu ingin mendekatkan diri dengan Alquran. "Rasulullah pernah bersabda, tidak sesat umatku yang berjamaah," terang Bobby.

Menurut Ustaz Bobby tahsin, tilawah maupun tahfiz Alquran seluruhnya dapat dilakukan sekaligus. Menurutnya, tidak selalu seseorang yang ingin menghafal Alquran harus terlebih dahulu mengikuti tahsin.

Bahkan, Rasulullah sendiri belajar Alquran dari Malaikat Jibril dengan cara talaqqi. "Rasulullah tidak pernah belajar tajwid, makraj, dan lain-lain. Rasul diajarkan Jibril langsung dengan tahfiz dengan cara talaqqi. Jadi, belajar semuanya sekaligus. Ini yang disebut dengan metode quantum," paparnya.

Rasulullah mendapatkan wahyu dari Jibril dan kemudian langsung ia hafal (tahfiz). Selanjutnya,  Rasulullah menyetorkan hafalan Alquran kepada Jibril. Di sanalah Jibril membetulkan bacaan Rasulullah (tahsin) jika didapati ada bacaan yang salah.

Sumber : http://www.republika.co.id/berita/koran/dialog-jumat/14/06/06/n6qgo73-semarak-penggiat-alquran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar