Antusias umat Islam untuk mencintai Alquran semakin hari semakin tumbuh.
Pondok-pondok tahfiz, rumah Alquran, dan pusat studi pembelajaran
Alquran terus berjamuran. Demikian juga dengan komunitas- komunitas
penggiat Alquran, semakin memperlihatkan eksistensinya. Maraknya
kecintaan umat Islam kepada Alquran diharapkan bisa melahirkan populasi
generasi Qurani di masa mendatang.
Koordinator Pusat Komunitas
One Day One Juz (ODOJ), Ricky Adrinaldi mengatakan, secara umum antusias
umat Islam sudah lumayan baik untuk bertilawah Alquran. Menurutnya, di
kota-kota besar, kedekatan masyarakat dengan Alquran memang kurang
dibanding perdesaan.
"Dengan adanya kesibukan kerja, kuliah,
dan sarana hiburan yang beragam membuat mereka tidak punya waktu untuk
tilawah. Berbeda dengan desa atau kota kecil yang sarana hiburannya
tidak sebanyak di kota," papar Ricky kepada Republika, Selasa (3/6).
Namun, secara umum, antusias umat Islam dalam berinteraksi dengan
Alquran semakin meningkat. ODOJers (sebutan untuk anggota ODOJ) saat
ini sudah menembus angka 113 ribu anggota di seluruh Indonesia. Hal ini
membuktikan antusias umat untuk dekat dengan Alquran sudah cukup baik.
Ricky menuturkan, misi utama dari ODOJ memang untuk mendekatkan diri
dengan Alquran. Diharapkan, ketika umat Islam memberikan waktunya untuk
mengaji, hal-hal yang tidak bermanfaat lainnya bisa ia hindari.
"Ada yang bilang, untuk mengaji satu juz itu butuh waktu lama.
Sebenarnya, tidak begitu. Walaupun mereka tidak sampai tilawahnya satu
juz, mereka sudah menggunakan waktu mereka untuk berinteraksi dengan
Alquran ketimbang mereka facebook-an, main game, atau berselancar di dunia maya," terangnya.
ODOJers saat ini memang banyak didominasi dan digandrungi anak muda. Alasannya, ODOJ sering memanfaatkan dunia maya, seperti twitter, Blackberry Messanger (BBM), Whatsapp,
dan aplikasi lainnya untuk sosialisasi programnya. "Target kita, ODOJ
ini untuk semua kalangan, semua usia, semua segmen, dan profesi. Tapi,
memang karena kita bersifat online, anggota kita berusia kisaran 20-35 tahun," terang Ricky.
Untuk meningkatkan kualitas bacaan Alquran para ODOJers, mekanisme dan
pola pembinaan terus dikembangkan. Menurut Ricky, media sosial
memudahkan ODOJers untuk mengakses kegiatan terbaru.
Para
anggota juga bisa mendapatkan kontrol kualitas bacaan mereka melalui
kegiatan tahsin online. Di samping itu, informasi mengenai rumah tahsin
dan tempat-tempat tilawah bersama bisa didapatkan. "Kita terus update
tentang rumah tahsin di setiap kota di seluruh Indonesia," terangnya.
Empat orang yang ditempatkan ODOJ sebagai dewan penasihat, yakni Ustaz
Amir Faishol Fath, Ustaz Fadlyl Usman, Prof Dr Nasaruddin Umar, dan
Ustaz Effendi Anwar selalu memberikan wejangan kepada ODOJers. "Kita
diberikan tips, seperti menjaga adab tilawah, mekanisme bacaan, dan
materi-materi seputar tajwid," terangnya.
Pengasuh Kajian
Majlis Al Kauny Ustaz Bobby Herwibowo Lc menambahkan, metode pengkajian
dan pembelajaran Alquran bisa dikatakan setiap hari bermunculan di dunia
Islam. Ada saja metode baru yang dilahirkan untuk membantu umat Islam
dalam berinteraksi dengan Alquran.
"Tentang aktivitas dalam
berinteraksi terhadap Alquran ini adalah tanda kekuasaan Allah. Hampir
setiap hari selalu ada teknik baru terhadap Alquran di seluruh dunia.
Ini bukti firman Allah, ‘Dan sungguh, telah Kami mudahkan Alquran untuk
peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?' (QS al-
Qamar [54]: 17)." papar Ustaz Bobby kepada Republika.
Ustaz Bobby menerangkan, berdasarkan riset dan studi beberapa
universitas Islam di Indonesia, ternyata didapati 24 persen umat Islam
buta huruf Alquran. Hal ini mencengangkan sekaligus menjadikan Indonesia
sebagai rekor buta huruf Alquran tertinggi di dunia.
Ajaibnya, justru di tengah-tengah umat Islam Indonesia yang berjumlah
180 juta jiwa tersebut ternyata banyak didapati program-program
pembelajaran Alquran. "Subhanallah, Allah memunculkan di negeri ini,
seperti One Day One Juz yang bisa mengumpulkan ratusan ribu orang,"
tambahnya.
Bermunculannya komunitas-komunitas penggiat Alquran,
menurut Bobby, memang perlu pendampingan dari ulama. Tapi, sifatnya
tidak kepada pengawasan, lebih kepada pemberian motivasi. Ia menjamin,
komunitas-komunitas Alquran tersebut tak akan melenceng karena niatnya
ia nilai sudah lurus, yaitu ingin mendekatkan diri dengan Alquran.
"Rasulullah pernah bersabda, tidak sesat umatku yang berjamaah," terang
Bobby.
Menurut Ustaz Bobby tahsin, tilawah maupun tahfiz
Alquran seluruhnya dapat dilakukan sekaligus. Menurutnya, tidak selalu
seseorang yang ingin menghafal Alquran harus terlebih dahulu mengikuti
tahsin.
Bahkan, Rasulullah sendiri belajar Alquran dari Malaikat Jibril dengan cara talaqqi. "Rasulullah tidak pernah belajar tajwid, makraj, dan lain-lain. Rasul diajarkan Jibril langsung dengan tahfiz dengan cara talaqqi. Jadi, belajar semuanya sekaligus. Ini yang disebut dengan metode quantum," paparnya.
Rasulullah mendapatkan wahyu dari Jibril dan kemudian langsung ia hafal (tahfiz). Selanjutnya, Rasulullah menyetorkan hafalan Alquran kepada Jibril. Di sanalah Jibril membetulkan bacaan Rasulullah (tahsin) jika didapati ada bacaan yang salah.
Sumber : http://www.republika.co.id/berita/koran/dialog-jumat/14/06/06/n6qgo73-semarak-penggiat-alquran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar