Minggu, 06 Juli 2014

Usia Ideal Menghafal Al-Qur'an


Menghafal di usia muda, bagai mengukir di atas batu
Menghafal di usia tua, bagai mengukir di atas air

 
Ini adalah pepatah lama yang sering kita dengar sejak dari bangku SD. Ini adalah nasihat indah yang mengingatkan anak-anak kecil agar bersemangat dalam belajar. Agar menggunakan waktu emas dengan sebaik-baiknya untuk menuntut ilmu yang bermanfaat. Tapi lalu apa jadinya kalau pepatah ini diucapkan oleh orang tua untuk dirinya sendiri?
Inilah yang sering saya dapatkan ketika ada calon murid yang mau bergabung ke LTQ Al-Hikmah. Dari yang usianya diatas 70 tahun, 50-an, 40-an, sampai baru 30-an, semuanya menganggap dirinya terlalu tua untuk mulai belajar menghafal Al-Qur'an.
Alhamdulillah kalau beliau-beliau ngomong seperti itu, lalu kemudian beneran ikut bergabung ke halaqoh Tahsin / Tahfizh. Yang kadang terjadi, mereka cuma mengantarkan teman, anak, cucu, saudara atau bawahannya untuk ikut mengaji, sementara ia sendiri pulang lagi dengan jawaban diplomatis bertema 'tua',
"Wah, kalo saya sih udah ketuaan kali kalo ikut ngaji sekarang. Udah susah."
"Saya pengen anak saya ngafal Qur'an biar jadi hafizh. Biar nggak kayak bapaknya! Udah tua susah ngaji. Pengennya sih pengen ikut ngaji. Tapi gimana lagi, repot kerjaan."
"Kan katanya kalo ngafal udah tua itu kayak ngukir di atas air, ya! Susah banget! Udah nggak bisa! Otaknya udah bebal."
Dan beberapa tipe komentar sejenis yang tidak saya ingat detailnya.
Yang lebih repot lagi kalau yang datang itu adalah ustadz atau imam masjid yang sedang bawa anaknya. (yang sering saya dapatkan, anak-anak beliau-beliau ini biasanya pintar dan cepat dalam belajar--insya Allah karena didikan orang tuanya). Yang biasa jadi imam sholat bapaknya, tapi yang disuruh ngafal Qur'an malah anaknya. Padahal masih lama masanya bagi si anak untuk menggantikan posisi sang ayah sebagai imam yang kadang masih mengalami lahn jali ketika menjadi imam.
 

Terlalu Tua Untuk Menghafal

Sungguh kita harus meluruskan lagi cara pandang kita tentang yang satu ini. Menghafal Al-Qur'an sangat kita butuhkan, karena kita harus sholat. Lebih kita butuhkan lagi, kalau kita menjadi imam dalam sholat. Mau membaca Al-Baqoroh atau Al-Ikhlash, bacaan kita harus tartiil dan itu menuntut kita untuk belajar tahsin tilawah.
Karenanya, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak memulai dengan anggapan "saya terlalu tua untuk menghafal". Tidak mungkin kita menunggu muda kembali agar mau menghafal. Waktu itu berjalan maju dan tidak pernah kembali lagi. Jika di usia tua kita memaksakan diri untuk mengerti teknologi karena tidak ingin menjadi bodoh di dunia yang berpengetahuan, maka bagaimana bisa kita tidak memaksakan diri untuk belajar Al-Qur'an padahal gerakan kaum muslimin sekarang sedang menuju ke arah sana?
Menghafal Al-Qur'an adalah tradisi keilmuan Islam paling tua di muka bumi ini, lebih tua dari pelajaran Hadits, Fiqih, Bahasa Arab, Sejarah, Ilmu Sosial dan semua turunannya, Ilmu Alam dan semua turunannya, Ilmu Hisab dan semua turunannya, serta semua ilmu Islam yang kita kenal sekarang ini. Menghafal Al-Qur’an adalah sebuah ilmu yang dimulai oleh Rasulullah sendiri ketika beliau menerima wahyu pertama di gua Hiro.
Ingatlah bahwa meskipun perintahnya adalah Iqro', Rasulullah membaca Surat Al-'Alaq tidak sambil melihat mush-haf. Dan ingatlah bahwa biarpun Rasulullah adalah orang Arab yang paling fasih berbahasa Arab, Rasulullah harus mengulangi bacaan Al-Qur'an berkali-kali sampai Jibril melepaskan pelukannya.
Nah, berapa kira-kira usia Rasulullah saat pertama kali membaca dan menghafal Al-Qur'an? 
 

Usia Tua Para Sahabat

Jika kita cek kapan Rasulullah dan para sahabat mulai menghafal Al-Qur'an, apalagi jika itu sahabat muhajirin, maka hanya 'Ali lah satu-satunya sahabat pertama Rasulullah yang menghafal Al-Qur'an di usia anak-anak. Sisanya, minimal belasan tahun dan bahkan tidak sedikit yang sudah sepuh. Kita ambil contoh sedikit saja, dari usia Rasulullah, istri pertama beliau dan 10 sahabat yang dijamin masuk surga :


Dari data di atas dapat kita ambil catatan bahwa:
- 1 orang menghafal di usia anak-anak (di bawah 12 tahun)
- 4 orang menghafal di usia remaja (usia belasan tahun)
- 3 orang menghafal di usia pemuda (antara 20 s.d. 30 tahun)
- 3 orang menghafal di usia dewasa (antara 31 s.d. 40 tahun)
- 1 orang menghafal di usia tua (di atas 50 tahun)
Jadi, dari awal Islam datang, penghafal Al-Qur'an itu sudah beragam usianya. Dari mulai anak-anak, remaja, pemuda, dewasa hingga yang berusia lanjut. Jadi tidak ada alasan bahwa "saya terlalu tua untuk mulai menghafal". 
 

Bagaikan mengukir di Atas Air

Jika menghafal di usia tua itu seperti mengukir di atas air, maka jangan khawatir karena sekarang sudah ada banyak cara untuk melakukannya. Airpun bisa diukir dan menjadi ukiran yang indah. Caranya:

Pertama, kita bekukan terlebih dahulu air tersebut.



Kedua, kita pahat dengan alat yang khusus dengan kesabaran yang khusus.




Ketiga, pertahankan ukiran dengan mempertahankan suhu dinginnya dan dengan terus merapikan ukiran itu agar tetap sesuai dengan bentuk asalnya.



Lalu, setelah selesai, Andapun bisa memajang ukiran air itu di acara-acara publik dan membuat semua orang takjub dengan keajaiban itu....


Selamat memahat air anda sendiri...

Abu Qawwam -- RQNF
 --------------
Sumber : http://www.nurulfurqon.org/2014/02/usia-ideal-menghafal-al-quran.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar